Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com – Ternyata tidak semua perempuan terlahir dengan organ genital yang sempurna. Kelainan itu dikenal dengan istilah Agenesis Vagina. Apakah Anda atau anggota keluarga mengalami Vaginal Agenesis?
Bacalah informasi terkait Vaginal Agenesis untuk menemukan apa itu Agenesis Vagina, penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, dan pengobatan Agenesis Vagina.
Apa itu Agenesis Vagina?
Agenesis Vagina adalah kelainan bawaan di mana seorang wanita tidak memiliki vagina, leher rahim, rahim, saluran tuba, atau ovarium. Penderita Agenesis Vagina bisa jadi memiliki organ-organ genital tersebut tetapi kurang sempurna.
Kelainan kongenital ini termasuk kelainan bawaan yang langka dan tidak terkait dengan ras mana pun. Prevalensi Agenesis Vagina adalah 1:5000. Sebagai kelainan bawaan, tentu saja Vaginal Agenesis terjadi ketika seseorang masih berada di dalam rahim ibunya.
Pada saat itu, perkembangan organ genital kurang sempurna atau gagal. Ketidaksempurnaan pada perkembangan tersebut mengakibatkan salah satu atau beberapa organ genital tidak terbentuk sama sekali atau kurang sempurna.
Namun, selama wanita itu masih memiliki ovarium yang sehat, maka ia tidak mengalami gangguan perkembangan seks sekunder dan masih berpeluang memiliki anak meskipun dengan menjalankan program bayi tabung.
Agenesis Vagina seringkali dikaitkan dengan ginjal, tulang, dan jantung. Orang yang mengalami Vaginal Agenesis biasanya juga memiliki kelainan pada ginjal, tulang, dan jantung. Agenesis Vagina juga dikenal dengan istilah lain, yaitu Mullerian Aplasia atau Sindrom Mayer-Rokitansky, atau Sindrom Rokitansky-Kuster-Hauser.
Penyebab Agenesis Vagina
Penyebab Agenesis Vagina masih belum jelas. Namun, para ilmuwan menduga ini terjadi bahwa pada waktu tertentu ketika usia kandungan masuk minggu ke-20, perkembangan saluran mullerian tidak berkembang dengan baik. Akibatnya, vagina atau rahim gagal terbentuk atau tidak terbentuk secara sempurna.
Selain karena adanya faktor perkembangan janin yang tidak sempurna, kejadian Vaginal Agenesis juga terkait dengan beberapa kelainan kongenital lainnya, seperti Mayer-von Rokitansky-Küster-Hauser’s Syndrome, Androgen Insensitivity syndrome (AIS), dan Disgenesis Gonadal Campuran.
Apakah Agenesis Vagina bisa diwariskan?
Hanya ada sedikit bukti bahwa Vaginal Agenesis bersifat diwariskan. Walaupun kelainan ini termasuk kelainan bawaan yang terjadi secara genetik, namun riwayat keluarga yang mengalami Agenesis Vaginal tidak termasuk faktor risiko pada kelainan ini.
Gejala Agenesis Vagina
Ada beberapa gejala Agenesis Vagina yang bisa terlihat. Ada gejala yang bisa terlihat sejak lahir dan ada yang baru terlihat ketika memasuki fase remaja.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala Agenesis Vagina:
1. Tidak ada lubang vagina
Penderita Vaginal Agenesis yang tidak memiliki vagina akan memiliki gejala berupa tidak terlihatnya lubang vagina.
2. Amenore primer
Tanda dan gejala Agenesis Vagina seringkali baru diketahui ketika anak perempuan tersebut mencapai usia remaja dan belum jua mengalami haid (karena tidak memiliki rahim) padahal teman sebayanya sudah mengalami menstruasi.
3. Nyeri haid parah
Perempuan yang mengalami Vaginal Agenesis bisa saja mengalami periode menstruasi. Akan tetapi, ada beberapa ketidaknyamanan yang akan dialami. Beberapa wanita dengan kondisi Agenesis Vagina akan mengalami nyeri haid parah.
Nyeri haid yang parah bisa berupa kram rahim, sakit perut, dan susah bergerak. Rasa sakit yang parah tersebut disebabkan karena adanya penumpukan aliran menstruasi yang tersumbat akibat tidak adanya vagina.
Kapan harus ke dokter?
Gejala berupa tidak adanya lubang vagina bisa diketahui oleh dokter sejak kelahiran. Akan tetapi, bila Anda memiliki lubang vagina tetapi belum mengalami periode menstruasi hingga mencapai usia 15 tahun atau ketika usia tersebut mengalami nyeri haid yang parah, maka Anda bisa menemui dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Diagnosis Agenesis Vagina
Diagnosis Vaginal Agenesis tergantung pada usia dan kondisi pasien. Apabila gejala Agenesis Vagina berupa tidak adanya lubang vagina, maka dokter cukup melihat kondisi lubang vagina bayi perempuan.
Namun, jika usia pasien sudah menginjak fase remaja, maka ada beberapa tindakan diagnosis lainnya. Tahap pertama yang akan dilakukan dokter adalah menggali informasi riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala yang dialami.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang perlu dijalani oleh penderita Agenesis Vagina yang sudah masuk usia remaja:
- Pemeriksaan ginjal – untuk mengetahui kondisi dan kelainan yang muncul
- Pemeriksaan tanda-tanda seks sekunder – perkembangan payudara, rambut kemaluan, rambut ketiak
- Tes darah – untuk melihat kromosom dan mengukur kadar hormon dalam rangka menyingkirkan kemungkinan selain Agenesis Vagina
- USG – untuk melihat kondisi rahim dan ovarium pasien
- MRI – untuk mendapatkan visualisasi yang lebih jelas pada sistem reproduksi dan ginjal pasien
Komplikasi Vaginal Agenesis
Komplikasi yang terjadi pada kondisi Agenesis Vagina berbeda-beda tergantung kondisi pasien. Berikut ini adalah beberapa komplikasi Vaginal Agenesis:
- Tidak bisa hamil (jika ovarium dan rahim terganggu)
- Tidak bisa memiliki anak (jika ovarium terganggu)
Pengobatan Agenesis Vagina
Pengobatan Agenesis Vagina yang banyak dilakukan terjadi pada kasus di mana seorang wanita tidak memiliki vagina atau kurang sempurna.
Berikut ini adalah beberapa cara menangani Agenesis Vagina jika masalahnya terletak pada lubang vagina:
1. Self-dilation
Dokter akan merekomendasikan dilatasi (pelebaran) vagina tanpa operasi. Anda akan diminta untuk menekan dilator pada kulit vagina selama 30 menit hingga 2 jam dalam sehari. Mungkin butuh waktu hingga beberapa bulan agar mendapatkan hasil yang sesuai.
2. Dilation melalui hubungan intim
Selain dengan menggunakan dilator (alat pelebar khusus), pelebaran lubang vagina juga bisa dilakukan melalui hubungan seksual. Ini dilakukan pada pasien yang sudah memiliki pasangan.
3. Operasi
Apabila upaya pelebaran vagina baik dengan dilator maupun hubungan seksual tidak berhasil, maka pengobatan Agenesis Vagina dilakukan dengan menempuh tindakan operasi. Tindakan operasi yang dilakukan adalah Vaginoplasty untuk membuat vagina.
Sumber:
- MayoClinic: Vaginal Agenesis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginal-agenesis/symptoms-causes/syc-20355737 [diakses pada 16 Juli 2019]
- MayoClinic: Vaginal agenesis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginal-agenesis/diagnosis-treatment/drc-20355741 [diakses pada 16 Juli 2019]
- UrologyCare: What is Vaginal Agenesis? https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/vaginal-abnormalities-vaginal-agenesis [diakses pada 16 Juli 2019]
- ChildrenHospital: Vaginal Agenesis. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/v/vaginal-agenesis [diakses pada 16 Juli 2019]
- TexasChildren: Vaginal Agenesis. https://www.texaschildrens.org/health/vaginal-agenesis [diakses pada 16 Juli 2019]
- ISSM: What is vaginal agenesis/Mayer–Rokitansky–Küster–Hauser syndrome? https://www.issm.info/sexual-health-qa/what-is-vaginal-agenesis-mayerrokitanskykuesterhauser-syndrome/ [diakses pada 16 Juli 2019]
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 komentar:
Posting Komentar