Selasa, 11 Juni 2019

Hobi Makan Daging Bisa Picu Diabetes, Benarkah? Cek Faktanya!

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

daging-doktersehat

DokterSehat.Com– Jika kita membicarakan tentang makanan-makanan yang bisa meningkatkan risiko diabetes, hal pertama yang akan terpikirkan biasanya adalah makanan-makanan yang manis dan tinggi kalori. Masalahnya adalah daging-dagingan yang nikmat untuk diolah menjadi berbagai macam masakan juga tinggi kalori. Sebenarnya, apakah hobi makan daging juga bisa meningkatkan risiko diabetes?

Dampak hobi makan daging bagi risiko diabetes

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Duke-NUS Medical School, Singapura, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi gula dan karbohidrat dengan berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi satu porsi daging merah per hari ternyata juga bisa menyebabkan dampak yang sama.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa mereka yang sering mengonsumsi daging merah memiliki risiko terkena diabetes 23 persen lebih besar dibandingkan dengan mereka yang lebih jarang mengonsumsi daging-dagingan. Bahkan, penelitian ini juga mengungkap fakta bahwa hobi makan daging unggas juga bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini hingga 15 persen.

Dalam penelitian yang kemudian dipublikasikan hasilnya dalam Singapore Chinese Health Study ini, sekitar 63 ribu warga Singapura dengan usia 45 hingga 74 tahun dilibatkan pada 1993 hingga 1998. Para partisipan ini tidak memiliki diabetes di masa awal penelitian.

Dengan menggunakan kuesioner, para partisipan ini dicek kebiasaan mengonsumsi makanan setiap hari. Selain itu, partisipan ini juga dicek kebiasaan sehari-harinya yang dianggap bisa mempengaruhi risiko terkena diabetes, kanker, dan penyakit lainnya seperti porsi makanan yang dimakan setiap hari, kebiasaan merokok, minum alkohol, berat badan, kebiasaan berolahraga, dan lain-lain.

Setelah 11 tahun penelitian, barulah diketahui bahwa 5.207 partisipan menderita diabetes akibat hobi makan daging. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa kebiasaan makan daging memang terkait dengan diabetes.

Bagaimana daging bisa memengaruhi risiko diabetes?

Prof. Koh Woon Puay yang terlibat dala penelitian ini menjelaskan bahwa di dalam daging merah dan daging unggas terdapat kandungan zat besi berjenis heme iron. Jika dikonsumsi dengan berlebihan, kandungan ini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.

Sebenarnya, tubuh membutuhkan zat besi untuk memproduksi sel darah merah atau hemoglobin yang sangat penting bagi distribusi oksigen dan nutrisi lewat darah. Hanya saja, ternyata ada dua jenis zat besi yang bisa kita dapatkan, yakni heme yang didapatkan dari makanan hewani dan non-heme yang berasal dari makanan nabati.

Semakin gelap warna daging yang kita konsumsi, semakin tinggi pula kandungan myoglobin dan heme yang ada di dalamnya. Heme cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan non-heme. Kandungan zat besi ini kemudian berkumpul di dalam pankreas dan hati sehingga bisa meningkatkan risiko terkena peradangan.

Masalahnya adalah jika sampai pankreas mengalami peradangan, produksi insulin bisa mengalami gangguan. Padahal, insulin sangatlah dibutuhkan untuk memetabolisme glukosa agar menjadi sumber energi. Jika produksi insulin terganggu, maka kadar gula darah akan semakin meningkat hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes.

Selain itu, jika kita sering mengonsumsi daging-dagingan, asupan lemak jahat, sodium, serta nitrit juga akan semakin meningkat. Padahal, berbagai kandungan ini bisa memicu resistensi insulin, salah satu faktor utama penyebab datangnya diabetes.

Cara mencegah diabetes dengan membatasi konsumsi daging

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk menurunkan asupan daging-dagingan demi mencegah diabetes atau penyakit berbahaya lainnya. Konsumsi daging ikan biasanya masih direkomendasikan meskipun tentu saja porsi dan cara pengolahannya juga harus diperhatikan. Selain itu, pastikan untuk menjaga keseimbangan gizi pada makanan-makanan yang dikonsumsi setiap hari demi mencegah datangnya penyakit ini.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 komentar:

Posting Komentar