Minggu, 12 Mei 2019

Bagaimana Menjalankan Puasa dengan Tubuh Obesitas?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

puasa-obesitas-doktersehat

DokterSehat.Com – Setiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda. Ada yang bentuk tubuhnya ideal dan lemak di tubuhnya tidak banyak. Namun, tidak sedikit juga yang mengalami obesitas dan tubuhnya memiliki lapisan lemak yang tebal. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana seseorang dengan kondisi obesitas bisa menjalani puasa dengan sempurna?

Menjalankan puasa dengan kondisi obesitas

Semua orang yang beragama Islam dan sudah dewasa diwajibkan untuk melakukan puasa kalau mereka mampu. Semua orang dengan bentuk badan apa pun mulai dari kurus hingga obesitas harus puasa. Untuk mereka yang mengalami obesitas, puasa adalah momen yang tepat untuk menurunkan berat badan. Namun, beberapa orang malah semakin gemuk saat puasa. Lalu bagaimana puasa untuk mereka yang obesitas.

  1. Ukur tubuh terlebih dahulu

Mumpung puasa dan mau tidak mau Anda harus membatasi waktu makan, kenapa tidak sekalian digunakan untuk diet saja. Nah, untuk memulai diet ini tentu hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran tubuh. Pengukuran ini dilakukan agar diet bisa terkontrol dengan baik dan terlihat perkembangannya.

Bagian tubuh yang diukur adalah lingkar perut, panggul, leher, hingga lingkar kaki dan tangan kalau dibutuhkan. Selain itu ukur juga berat badan secara akurat hingga akurasi 0,1 kilogram. Terakhir, perkirakan kadar lemak yang ada di dalam tubuh. Dengan mengetahui kadar lemaknya, kita bisa menyusun pola makan dengan tepat beserta kalorinya.

  1. Mengukur kebutuhan kalori harian

Dengan mengetahui kadar lemak di dalam tubuh dan juga berat badan, kita bisa memiliki target penurunan berat badan saat puasa. Misal kita mematok defisit 500 kalori saja baik dari makanan atau olahraga. Dengan patokan itu, kita tidak akan sampai mengalami surplus kalori yang membuat tubuh jadi makan gemuk.

Lakukan penghitungan berapa kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan aplikasi untuk mengukur berapa kalori harian yang harus dimakan dan mencatatnya. Dengan menggunakan aplikasi ini, jumlah kalori harian bisa diketahui dengan jelas sampai ke kandungan makro nutriennya.

  1. Hanya makan apa yang dimasak sendiri

Sebisa mungkin hanya makan apa yang dimasak sendiri. Mengapa harus makan apa yang dimasak sendiri? Karena kita akan tahu apa saja bahan yang ditambahkan dan tidak ada kalori yang tersembunyi. Selama ini kalori yang tersembunyi sering membuat kita kecolongan dan tidak sadar sudah surplus kalori.

Kalau bisa masak sendiri kita akan tahu apa saja yang ditambahkan ke masakan. Misal mengurangi garam, santan, dan gula. Anda bisa mengira-ira sendiri apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan agar kalori yang masuk tidak berlebihan.

  1. Melakukan olahraga secara rutin

Karena sedang mengalami obesitas, olahraga adalah sesuatu yang wajib dan harus dilakukan. Dengan melakukan ini, tubuh akan mengalami penyusutan lemak karena kita memaksa tubuh mengalami defisit kalori. Lakukan olahraga yang bisa dilakukan meski hanya jalan kaki, jogging ringan atau angkat beban.

Olahraga yang dilakukan secara rutin bisa membuat Anda tidak malas lagi. Bahkan setelah Lebaran bisa dilanjutkan lagi. Lakukan olahraga sore hari setelah berbuka puasa atau tarawih. Beberapa orang yang obesitas tidak bisa melakukannya saat pagi atau siang hari karena tubuhnya terasa sangat lemas.

Olahraga juga bisa dilakukan saat pagi hari setelah sahur atau beberapa jam menjelang berbuka puasa. Pada waktu ini tubuh tidak akan terlalu lemas dan udara tidak panas. Jadi, olahraga di luar ruangan pun bisa dilakukan.

  1. Selalu memenuhi kebutuhan air

Selalu penuhi kebutuhan air setiap harinya. Kebutuhan air ini penting untuk membuat tubuh menjadi lebih kuat. Pasalnya masalah dehidrasi sering membuat semua orang terutama mereka yang mengalami obesitas sering mengalami lapar yang berlebihan. Dampaknya saat berbuka puasa, mereka sering makan terlalu berlebihan dan akhirnya program penurunan berat badannya gagal.

Penuhi kebutuhan air dengan minum sebanyak 6-8 gelas air setiap hari. Bagi dengan seimbang mulai dari sahur, berbuka, dan akan tidur. Dengan kebutuhan air yang cukup, Anda tidak akan kalap atau balas dendam saat makan. Semuanya bisa dikontrol dengan sangat baik dan tepat.

  1. Memperbanyak serat dalam makanan

Selain mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup, Anda juga disarankan untuk memperbanyak serat yang dikonsumsi. Serat yang jumlahnya banyak akan membuat Anda jadi mudah sekali kenyang dan bertahan lama. Misal sahur dengan banyak buah dan sayur, kemungkinan kenyang hingga sore akan besar dan tidak membuat Anda tersiksa selama puasa.

  1. Membatasi apa saja yang manis

Kita selalu terjebak dengan kata-kata: berbuka lah dengan yang manis. Sebenarnya berbuka dengan sesuatu yang manis bukanlah kewajiban. Apalagi Anda mengalami obesitas. Oleh karena itu, selalu hindari apa saja yang manis dan terlalu berlebihan. Bukan dengan kurma mungkin masih bisa dilakukan, tapi minumnya cukup dengan air putih saja.

Salah satu pemicu kenaikan berat badan saat puasa adalah banyaknya makanan yang dimakan khususnya yang manis. Meski ada pembatasan waktu makan, kita jadi makan apa saja dalam jumlah banyak dan cepat. Akhirnya tidak memikirkan masalah kalori dan menyebabkan tubuh mengalami surplus khususnya dari sesuatu yang manis baik makanan atau minuman.

Inilah beberapa hal yang harus Anda perhatikan kalau menjalani puasa dengan kondisi obesitas pada tubuh. Dengan melakukan beberapa hal di atas, puasa akan berjalan dengan lancar dan Anda tidak akan mengalami gangguan termasuk kenaikan berat badan yang terlalu besar. Semoga apa yang tertulis di atas bisa Anda gunakan sebagai rujukan.

 



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 komentar:

Posting Komentar