Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com – Disfungsi ereksi adalah salah satu permasalahan seksual yang sangat krusial pada pria. Disfungsi ereksi biasanya dialami oleh yang berusia lanjut atau mereka yang sedang sakit. Namun, dari beberapa penelitian yang dilakukan, pria dengan usia di bawah 40 tahun pun sudah mulai sering mengalaminya. Nah, kira-kira apa saja yang menyebabkan kondisi diabetes ini lebih cepat muncul?
Apa itu disfungsi ereksi?
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah penurunan atau hilangnya kemampuan pria dalam melakukan ereksi. Penurunan kemampuan ini tentu berdampak besar pada kehidupan asmara seorang pria secara besar.
Pria yang mengalami gangguan disfungsi ereksi tidak akan bisa mendapatkan ereksi dengan sempurna saat terangsang. Penis akan tetap lemas begitu saja sehingga penetrasi ke vagina tidak bisa dilakukan. Dengan penurunan kemampuan ini, pria juga tidak akan bisa melakukan pembuahan.
Disfungsi ereksi juga bisa berupa penurunan kemampuan dalam mempertahankan ereksi. Pria bisa membuat penisnya keras dan melakukan penetrasi. Namun, penis akan mudah kendor sendiri meski belum mengalami orgasme atau ejakulasi. Kondisi ini biasanya membuat pria melakukan latihan kegel agar ereksinya tetap sempurna.
Terakhir, ereksi yang terjadi pada pria dipengaruhi oleh banyak hal. Gangguan pada psikologis, aliran darah, penyakit, saraf, hingga hormon testosteron bisa menyebabkan pria susah ereksi. Oleh karena itu pria harus mampu menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik agar salah satu atau beberapa masalah ini tidak memicu impotensi.
Penyebab disfungsi ereksi pada pria muda
Disfungsi ereksi yang muncul pada pria mudah dipengaruhi oleh banyak hal. Berikut ini beberapa penyebab disfungsi ereksi pada pria yang umum terjadi dan jarang disadari:
Gangguan kardiovaskular
Salah satu faktor yang membuat ereksi berjalan dengan sempurna adalah aliran darah yang lancar. Kalau aliran darah ke penis bisa berjalan dengan lancar, kemungkinan besar, ereksi mudah terjadi dan kekerasan dari penis bisa sempurna. Namun, kalau ada gangguan seperti penyempitan hingga darah membeku, ereksi akan susah terjadi
Selalu jaga kesehatan kardiovaskular termasuk di dalamnya kesehatan jantung. Hindari level kolesterol tinggi di dalam tubuh hingga hipertensi.
Obesitas
Obesitas bisa menyebabkan tubuh tertimbun banyak lemak. Apalagi lemak lebih banyak muncul di area perut dan pinggul. Karena di area penis terdapat banyak, kemungkinan terjadi ereksi sempurna akan rendah oleh karena itu penurunan kadar lemak perlu dilakukan.
Lebih lanjut, obesitas juga berpotensi menyebabkan gangguan orgasme dan ejakulasi pada pria. Kombinasi ini bisa membuat fungsi seksual dan reproduksi terus menurun.
Diabetes
Salah satu penyakit yang sangat berpengaruh pada pria dalam hal fungsi seksual adalah diabetes. Seorang pria yang mengalami diabetes akan susah mendapatkan ereksi dengan sempurna. Bahkan, akan ada infeksi di penis akibat gula darah yang terlalu berlebihan.
Diabetes juga bisa menyebabkan kerusakan saraf di penis. Kerusakan ini menyebabkan penurunan sensitivitas sehingga ereksi susah terjadi.
Gangguan hormon
Ereksi dipengaruhi oleh hormon seks pria atau testosteron. Kalau hormon ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, kemungkinan besar akan mengalami gangguan ereksi dan fungsi tubuh lainnya. Hormon testosteron bisa turun karena sakit dan obesitas.
Gangguan psikologi
Gangguan psikologi juga bisa menyebabkan seorang pria mengalami gangguan ereksi. Pria yang depresi, stres, atau sering takut berlebihan khususnya saat akan bercinta, kemaluannya tidak bisa ereksi dengan sempurna. Meski tidak ada masalah fisik, aliran darah ke penis akan susah terjadi.
Cara mengatasi disfungsi ereksi
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan masalah disfungsi ereksi. Beberapa cara mengatasi disfungsi ereksi yang mudah terdiri dari:
- Mulai melakukan olahraga dengan rutin. Dengan melakukan olahraga, tubuh akan mendapatkan dua manfaat langsung. Manfaat pertama adalah penurunan berat badan dan yang kedua adalah menjaga kadar gula darah.
- Penurunan berat badan juga bisa dilakukan dengan mengatur pola makan. Dengan pola makan yang baik, seseorang bisa dengan mudah melakukan defisit dan memangkas lemak di tubuh. Dengan melakukan ini fungsi testosteron tidak akan terganggu.
- Menjaga kebersihan atau sanitasi dari area penis dan skrotum. Gangguan pada area itu bisa memicu disfungsi ereksi atau perasaan tidak nyaman lainnya.
- Melakukan latihan kegel dengan rutin. Latihan kegel bisa membuat aliran darah berjalan lancar dan otot di pelvis menjadi kuat. Kondisi ini bisa membuat seorang pria bisa mempertahankan ereksinya.
- Berusaha mengatasi stres yang sedang dimiliki. Seperti yang diketahui bersama, salah satu tanda dari disfungsi ereksi adalah masalah stres dan depresi. Kalau masalah ini bisa dihilangkan, ereksi pada pria akan kembali lagi.
- Menggunakan obat tertentu seperti Viagra atau Cialis. Obat ini bisa digunakan, tapi efeknya sementara dan kemungkinan muncul dampak negatif seperti gangguan jantung, pusing, hingga nyeri, dan mual.
Kira-kira mana saja yang paling besar pengaruhnya pada kemampuan ereksi yang dimiliki oleh pria? Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda dan bisa mencegah terjadinya disfungsi ereksi yang sangat merugikan.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 komentar:
Posting Komentar